Penyelenggaraan konferensi dan pameran Virtual The 10th Indonesia EBTKE Conference and Exhibition 2021 sudah memasuki hari ketiga. Konferensi yang memadukan antara beberapa stakeholders seperti pemerintah, swasta, pengamat, akademisi dan para praktisi energi terbarukan menggelar diskusi yang terdiri dari beberapa sesi utama (plenary session) dan untuk pembahasan yang lebih teknis masuk dalam beberapa kategori pada parallel session. Diskusi yang digelar bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai perkembangan dan tantangan serta solusi dalam pengembangan energi baru terbarukan serta konservasi energi dari sudut pandang yang berbeda dari setiap pihak.
Jakarta, 24 November 2021 - Penyelenggaraan konferensi dan pameran Virtual The 10th Indonesia EBTKE Conference and Exhibition 2021 sudah memasuki hari ketiga. Konferensi yang memadukan antara beberapa stakeholders seperti pemerintah, swasta, pengamat, akademisi dan para praktisi energi terbarukan menggelar diskusi yang terdiri dari beberapa sesi utama (plenary session) dan untuk pembahasan yang lebih teknis masuk dalam beberapa kategori pada parallel session. Diskusi yang digelar bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai perkembangan dan tantangan serta solusi dalam pengembangan energi baru terbarukan serta konservasi energi dari sudut pandang yang berbeda dari setiap pihak.
Pada
hari pertama (22/11), diawali dengan Fire (Friends of Indonesia Renewable Energy) Dialogue dengan
pembukaan diskusi panel mengenai “How Can
Partnerships Support Indonesia’s Energy Transition?” yang dimoderatori oleh
Paul Butarbutar selaku Direktur Eksekutif METI. Acara ini dibuka dengan opening remarks dari Robb Fenn selaku Deputy
Head of Mission Duta Besar Inggris untuk Jakarta dan Sripeni Inten selaku
staf ahli Kementerian ESDM Republik Indonesia. Sesi Fire Dialogue menghadirkan
panelis yaitu Nihar Marizi selaku Kepala Sub Direktorat Energi Baru Terbarukan
dan Konservasi Energi Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/BAPPENAS, Himsar
Ambarita selaku akademisi, David Lutman selaku Kepala Tim Energi dan
Infrastruktur Rendah Karbon Kedutaan Besar Inggris Jakarta, David Elzinga
selaku Senior Spesialis Energi Asian Development Bank, dan Fabby Tumiwa selaku
Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR). Fire
Dialogue merupakan sebuah wadah untuk mempercepat transisi energi dengan
berdialog antar negara, dan lembaga-lembaga internasional.
Acara selanjutnya adalah Plenary Session 1 dengan tema Energy Transition Towards Net Zero
Emission by 2050. Sesi pertama ini dibuka dengan keynote speech oleh Yahya Rachmana Hidayat, selaku Direktur Sumber
Daya Energi, Mineral, dan Pertambangan BAPPENAS; Fransesco La Camera selaku Director
– General IRENA; dan Laura
Cozzi selaku Chief Energy Modeller International Energy Agency (IEA).
Kemudian dilanjutkan dengan sesi panel dengan para pembicara yaitu Anggota DPR
RI Komisi VII, Ridwan Hasjim; Direktur Mega Proyek dan Energi Terbarukan PT PLN
(Persero), Wiluyo Kusdwiharto; Presiden Direktur Medco Energy International,
Hilmi Panigoro; dan Direktur Jenderal EBTKE Kementerian ESDM RI, Dadan
Kusdiana.
Pada sesi ini membahas tentang
strategi Indonesia dan dunia menuju nol emisi. “Hal yang perlu diperhatikan untuk
menuju nol emisi adalah penggunaan teknologi mobil listrik sebagai alat
transportasi, mengajak sektor swasta untuk ikut serta dalam investasi proyek
transisi energi bersih, pemerintah perlu menyiapkan kebijakan untuk memberi
pelatihan kepada pekerja sektor energi bahan bakar fosil dan merubah
ketergantungan masyarakat pada bahan bakar fosil”, ujar Laura Cozzi. Selain itu
Indonesia melalui Direktur Jenderal EBTKE Kementerian ESDM juga menjelaskan
peran Indonesia “Pemerintah berkomitmen untuk mengurangi emisi gas rumah kaca
pada tahun 2030, selain itu akan ada penambahan pembangkit listrik energi
terbarukan yang menggunakan energi hijau, serta realisasi dan rencana
distribusi biodiesel (Program B30), dan perlu mendorong peran Energy Service Company (ESCO) dan pembiayaan
inovatif untuk proyek efisiensi energi”, tutup Dadan.
Peran Pemerintah Dalam
Mewujudkan Energi Bersih Dan Menuju Net Zero Emission
Di hari kedua (22/11), diadakan Plenary
Session kedua dengan tema Policy
to Support RE for Net Zero Emission. Sesi ini dibuka oleh keynote speech dari Siti Nurbaya Bakar
selaku Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia yang diwakili
oleh Emma Rachmawati selaku Direktur Mitigasi Perubahan Iklim, Michael Quigley
selaku Energy Officer Duta Besar Amerika Serikat di Jakarta, Marina Berg
selaku Duta Besar Swedia untuk Indonesia, Owen Jenkins selaku Duta Besar
Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste. Pada sesi diskusi panel ada beberapa
pembicara yaitu Muhammad Yusrizki selaku Ketua Komite Tetap Energi Baru
Terbarukan KADIN Indonesia, Jisman Hutajulu selaku Direktur Pembinaan Program
Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Aziz Armand selaku Wakil Ketua Asosiasi
Pertambangan Batubara Indonesia, Luky A. Yusgiantoro selaku Tenaga Ahli
Lingkungan Kepala SKK Migas dan Kepala Indonesia Oil and Gas Institute, Suryo Eko Hadianto selaku Direktur Utama PT
Bukit Asam, dan Bambang Anggono selaku Direktur Operasi PT Indonesia Power. Sesi
ini dimoderatori oleh Sammy Hamzah selaku Ketua ESDM Asosiasi Pengusaha
Indonesia (APINDO). Diskusi ini membahas mengenai sudut pandang pemerintah
selaku pembuat kebijakan untuk mendukung energi terbarukan, dan sudut pandang
swasta selaku pelaku usaha untuk mewujudkan produk-produk yang menggunakan
energi hijau.
Selanjutnya, hari kedua (22/11) melanjutkan
Plenary Session ketiga dengan
tema Bioenergy Session on The Role of Bioenergy in Energy Transition Toward
Net Zero Emission yang dimoderatori oleh Elvi Nasution selaku Managing
Partner Deya Consultant.
Sesi diskusi ini dibuka oleh Kepala Pusat Industri Hijau Kementerian
Perindustrian yang diwakili oleh Kepala Sub Bidang Standardisasi Industri Hijau
Kementerian Perindustrian RI, Sri Gadis Pari; Duta Besar Brazil untuk
Indonesia, Jose Amir da Costa Dornelles; Direktur Penyaluran Dana Badan
Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit
(BPDPKS), Edi Wibowo; Direktur Bioenergi Direktorat Jenderal EBTKE Kementerian
ESDM RI, Andriah Feby Misna. Diskusi ini membahas peran bioenergi dalam
transisi energi menuju energi terbarukan demi terwujudnya Net Zero Emission.
Selain plenary session, Indo EBTKE ConEx 2021 juga menghadirkan rangkaian acara lainnya seperti The Role of the Government and the Private Sector in Developing Human Resources to Support Indonesia’s Energy Transition, Indonesia Biomass and Biogas Forum, Indonesia Biofuel and Hydrogen Session, dan Decarbonising Transportation Forum. Tidak ketinggalan juga sesi dari MENTARI yang menghadirkan Mini-Grid Talk: How to Monetise Mini-Grids in Indonesia? dan diskusi panel dari FIRE yang membahas “Regulating for Investment Opening Dialogue”.
Pelaksanaan Indo EBTKE ConEx hari ketiga
menghadirkan Plenary Session IV
dengan tema ‘Investment Forum’ yang
menghadirkan keynote speech dari
Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi RI, Kementerian Keuangan,
dan Kementerian Investasi/BKPM, Kementerian Perdagangan, dan Kedutaan Besar
Inggris. Sesi ini dilanjutkan dengan diskusi panel dengan pembicara dari Dannif
Danusaputro selaku Presiden Direktur PT Pertamina Power Indonesia, Wiluyo
Kuswiharto selaku Direktur Energi Terbarukan dan Mega Proyek PT PLN, Allard
Nooy selaku CEO Infraco ASIA, dan Erwin Syahruzard selaku Presiden Direktur PT
Sarana Multi Infrastruktur (SMI). Acara di hari ketiga dilanjutkan dengan
diskusi panel mengenai ‘Building Synergy
for Renewable Energy Skills Development in Indonesia: Opportunities through International
Cooperation’ yang dibuka dengan keynote speech
dari Prahoro Yulijanto Nurtjahyo selaku Kepala Badan Pengembangan Sumber
Daya Manusia (BPSDM) Kementerian ESDM RI. Kemudian ada juga Plenary Session on VRE Ocean Energy, Hydro and Energy Efficiency
dengan keynote speech dari Chrisnawan
Anditya selaku Direktur Aneka Energi Baru dan Energi Terbarukan Kementerian
ESDM.
Selain
itu, di hari ketiga ini juga dihadirkan parallel
session yang menghadirkan diskusi-diskusi panel mengenai Ocean, Hydro, and Energy Efficiency. Serta
parallel class: virtual training yang
mempresentasikan ragam diskusi dan inspirasi dari para lembaga internasional
seperti dari NZ Mates, GIZ, dan ISED. ISED pada penyelenggaraan tahun ini juga
mengadakan virtual career fair dengan
mengadakan ragam acara yaitu coaching
class, networking session, dan inspiring talks yang bertujuan untuk menjaring potensial
talenta-talenta muda untuk berpartisipasi dalam usaha energi terbarukan dan
konservasi energi.
Virtual The 10th Indonesia
EBTKE ConEx 2021 yang merupakan agenda tahunan dari
Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI) menghadirkan beberapa kegiatan
hingga tanggal 27 November 2021 mendatang. Kegiatan ini mencakup virtual
conference, virtual training, virtual exhibition, virtual career fair, business
presentation, business matching, dan virtual field trip. Pengunjung
dapat mengikuti kegiatan dengan melakukan registrasi di https://virtualindoebtkeconex.com/
tanpa dipungut biaya. Informasi lebih lengkap mengenai detail dan program acara
Virtual The 10th Indonesia EBTKE ConEx 2021 dapat dilihat pada akun
Instagram @ebtkeconexid. Acara
Indo EBTKE ConEx 2021 juga didukung oleh main
sponsor: MENTARI UK-Indonesia Low
Carbon Energy Partnership, platinum
sponsor: Proyek ISED, Konfederasi Pemerintah Swiss, gold sponsor: BPDPKS-Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit, silver sponsor: Swedish Energy Agency and Business Sweden, Bukit Asam, dan sponsor:
Star Energy Geothermal.