Gelaran pameran dan konferensi tahunan di bidang energi terbarukan, ‘The 9th Indonesia EBTKE Virtual Conference and Exhibition 2020’ memasuki hari ketiga dan masih menjadi ajang saling bertukar perspektif antar para pelaku, pengamat dan praktisi energi terbarukan di Indonesia. Sesi diskusi seperti yang terjadi dalam beberapa Sesi Utama (Plenary Session) dan sesi untuk pembahasan yang lebih teknis untuk setiap klaster energi terbarukan (Parallel Session), digelar untuk memberikan gambaran terbaru mengenai perkembangan dan tantangan serta jalan keluar terbaik di bidang energi terbarukan. Selain itu, Indonesia EBKTE ConEx 2020 juga menghadirkan pertemuan puncak (summit) dari high level pelaku usaha untuk menggerakkan pengembangan energi terbarukan di Indonesia dari semua klaster energi terbarukan yaitu Indonesia Solar Summit, Indonesia Bioenergy Summit, Indonesia Geothermal Summit, dan Indonesia Wind Summit, serta Ocean Energy, Hydro, dan Energy Efficiency.

Jakarta, 26 November 2020 – Gelaran pameran dan konferensi tahunan di bidang energi terbarukan, ‘The 9th Indonesia EBTKE Virtual Conference and Exhibition 2020’ memasuki hari ketiga dan masih menjadi ajang saling bertukar perspektif antar para pelaku, pengamat dan praktisi energi terbarukan di Indonesia. Sesi diskusi seperti yang terjadi dalam beberapa Sesi Utama (Plenary Session) dan sesi untuk pembahasan yang lebih teknis untuk setiap klaster energi terbarukan (Parallel Session), digelar untuk memberikan gambaran terbaru mengenai perkembangan dan tantangan serta jalan keluar terbaik di bidang energi terbarukan. Selain itu, Indonesia EBKTE ConEx 2020 juga menghadirkan pertemuan puncak (summit) dari high level pelaku usaha untuk menggerakkan pengembangan energi terbarukan di Indonesia dari semua klaster energi terbarukan yaitu Indonesia Solar Summit, Indonesia Bioenergy Summit, Indonesia Geothermal Summit, dan Indonesia Wind Summit, serta Ocean Energy, Hydro, dan Energy Efficiency.


Hari pertama (23/11), diawali Plenary Session 1 dengan tema Energy Transition and 2050 Vision. Sesi ini dibuka oleh Suharso Monoarfa, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, yang membahas mengenai ‘Vision of Indonesia 2045’. Plenary Session ini membahas mengenai rencana transisi energi mendatang hingga ke tahun 2050. Pada sesi ini, Suharso Monoarfa memaparkan bahwa pemerintah telah mencanangkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 sebagai langkah awal untuk transformasi ekonomi menuju negara maju. Dalam RPJMN ini juga dimasukkan agenda Pembangunan Rendah Karbon dan Ketahanan Iklim sebagai salah satu agenda prioritas nasional untuk mengubah ekonomi nasional menuju ekonomi rendah karbon.


Pada sesi yang sama, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM RI, Dadan Kusdiana, menyebutkan bahwa pengembangan EBT merupakan salah satu strategi untuk pemulihan ekonomi. “Dari sisi pertumbuhan bauran energi, EBT sudah mencapai 9,15% pada tahun 2019. Tahun ini diperkirakan akan meningkat ke angka 10,9%. Angka ini masih jauh dari target 23% pada tahun 2025. Dalam pandemi ini, pertumbuhan listrik berada di sekitar minum 2,4%. Teknologi EBT dan konservasi energi juga merupakan penyumbang terbanyak dalam penurunan emisi CO2. Oleh karena itu EBT diusahakan untuk ditingkatkan sebagai salah satu strategi untuk pemulihan ekonomi dan penurunan emisi gas rumahkaca.” terangnya.


 


Sementara itu, Menteri Bisnis dan Energi Inggris, Kwasi Kwarteng menjelaskan perlu adanya penyesuaian dari pengalaman di Inggris untuk dapat diimplementasikan di Indonesia. “Dengan kebijakan pemerintah yang kuat di Inggris, harga energi terbarukan telah turun secara drastis dan khususnya surya dan angin. Selain itu teknologi carbon capture juga telah dikembangkan. Investasi di batubara di masa depan tidak akan membuat masa depan lebih baik. Shifting ke energi terbarukan seperti di Inggris juga meningkatkan lapangan pekerjaan. Inggris juga telah bekerja sama dengan Indonesia untuk mewujudkan net zero carbon”, ujar Menteri Kwasi Kwarteng.


Di hari kedua (24/11) diadakan Plenary Session dengan tema Policy to Support Renewable Energy. Sesi ini dibuka dengan keynote speech dari Mr. Ken O’Flaherty, UK government’s COP26 Regional Ambassador to Asia-Pacific and South Asia yang berbicara mengenai ‘Policy Support to Achieve Indonesia Energy Transition by 2050’. Hari kedua ini dilanjutkan dengan Bioenergy Summit dengan topik The Role of Bioenergy for Accelerating the Renewable Energy Target and Biofuel for Oil Substitution.


Pada program Plenary Session 2, para panelis yang ikut hadir antara lain Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM RI, Ir. Rida Mulyana, yang diwakili oleh Ir. Jisman P. Hutajulu, M.M. sebagai Direktur Pembinaan Program Ketenagalistrikan Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Perwakilan Kedutaan Besar Amerika Serikat, Michael Quigley, Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto, Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR), Fabby Tumiwa, dan Duta Besar Selandia Baru untuk Indonesia, Jonathan Austin.


Direktur Pembinaan Program Ketenagalistrikan, Ir. Jisman P. Hutajulu, menjelaskan mengenai situasi pandemi saat ini kita manfaatkan untuk mendorong transisi energi melalui pengembangan energi baru terbarukan dan efesiensi energi. “Kita harus mempertimbangkan bahwa energi terbarukan dan efesiensi energi akan memegang peran penting dalam pemulihan ekonomi pasca pandemi. Indonesia memiliki target EBT sebesar 23% di bauran energi nasional pada tahun 2025. Kebijakan ini yang dipadukan dengan komitmen Indonesia untuk mengurangi emisi hingga 29% pada tahun 2030 merupakan upaya jelas menuju system energi yang lebih berkelanjutan.” ujar Jisman P. Hutajulu.


Selain Plenary dan Parallel Session, The 9th Indonesia EBTKE Virtual Conference and Exhibition 2020 juga menghadirkan sesi market round table yang mempertemukan antara PT PLN (Persero) dengan perusahaan-perusahaan energi terbarukan dari Inggris. Agenda ini merupakan ajang untuk saling mengenalkan diri dan menjalin kerjasama untuk program-program energi terbarukan dan konversi terbarukan. Sesi round table ini merupakan inisiasi dari Kedutaan Besar Inggris melalui program MENTARI untuk mendukung langkah percepatan pemanfaatan energi terbarukan di Indonesia. Sesi round table ini dihadiri oleh General Manager PT PLN (Persero), Edwin Nugraha Putra selaku EVP Electricity System Planning PT PLN (Persero) dan Cita Dewi, EVP Renewable Energy PT PLN (Persero) yang memaparkan mengenai rencana energi terbarukan PT PLN (Persero) dan skema untuk bekerja sama dengan perusahaan di bidang energi terbarukan. Sesi ini juga dihadiri oleh Harris Yahya, Direktur Aneka dan Energi Terbarukan, Ditjen EBTKE Kementerian ESDM RI.



Dukungan Pemerintah Untuk Pengembangan Energi Terbarukan dan Pengurangan Emisi Karbon

Pada pembukaan Plenary Session 3 dengan topik Investment Summit pada hari ini (25/11), Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia, Luhut Binsar Pandjaitan, menyampaikan bahwa Indonesia perlu diversifikasi sumber energi dan tidak bergantung pada impor energi. Untuk itu Indonesia yang menyimpan potensi energi terbarukan cukup besar perlu untuk mengembangkan sumber-sumber energinya. Misalnya Indonesia mempunyai potensi nikel terbesar di Indonesia, yang merupakan materi utama untuk lithium battery yang bisa digunakan untuk kendaraan listrik. Dengan potensi ini, Indonesia berpeluang menjadi produsen lithium battery hingga menjadi pengekspor energi terbarukan terbesar di dunia. Pada tahun 2030 juga ditargetkan dapat mencapai pengurangan emisi karbon “Pemerintah berkomitmen untuk mengurangi emisi karbon, apalagi Indonesia juga sudah meratifikasi Paris Agreement. Indonesia berpotensi untuk menurunkan emisi gas rumah kaca melalui konservasi mangrove, lahan gambut, dan terumbu karang. Saat ini pemerintah sedang mengimplementasikan program-program rehabilitasi untuk sumber-sumber tersebut.”ujar Luhut Binsar Pandjaitan.


Sesi di hari ketiga dilanjutkan dengan Parallel Session mengenai Ocean Energy, Hydro, and Energy Efficiency dengan keynote speech oleh Dr. Paolo Frankl selaku Head of the Renewable Energy Division of the International Energy Agency (IEA) yang membahas mengenai pemanfaatan dari pembangkit berbasis energi laut dan pembangkit listrik tenaga air untuk transisi energi Indonesia. Sementara itu, pada hari Kamis  (26/11) The 9th Indonesia EBTKE Virtual Conference and Exhibition 2020 akan dibuka dengan Indonesia Solar Summit dan Wind and Geothermal Summit 2020 serta diadakan juga sesi Promoting Enabling Environment to Accelerate Solar PV Development in Southeast Asia yang membahas mengenai pemanfaatan tenaga surya untuk pemanfaatan energi terbarukan.


“Potensi pengembangan energi terbarukan di Indonesia demikian besar. Kami berharap melalui penyelenggaraan konferensi dan pameran ini, banyak investor yang tertarik untuk ikut mengembangkan energi terbarukan di Indonesia yang memang membutuh investasi yang cukup besar. Kami juga menyambut banyak pihak berpartisipasi dalam forum ini untuk turut bersama-sama mendukung pemanfaatan dan akselerasi energi terbarukan di Indonesia” ujar Surya Darma, Ketua Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI).  


Selama 3 hari ke depan, Indonesia EBTKE Conference and Exhibition 2020 telah menyiapkan rangkaian kegiatan mencakup di antaranya conference, training, expo, field trip, business presentation/stage performance, dan business matching, yang semuanya dilaksanakan secara virtual. Kegiatan ini merupakan kegiatan rutin Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI) sebagai upaya untuk terus mendorong dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menggunakan energi terbarukan.


Gelaran ini juga diikuti oleh dua institusi mancanegara sebagai peserta pameran yaitu UK – MENTARI Pavillion dan Business Sweden. Peserta UK – MENTARI Pavilion di antaranya perusahaan-perushaan dari Inggris di bidang energi terbarukan seperti Aquatera, Arup, Aggreko, Clarke Energy, Hallidays Hydropower, Ion Venture, Ryse Energy, Loesche Energy Systems, dan Smap Enery. Sementara untuk peserta dari Business Sweden di antaranya adalah Absolicon, Surfcleaner, Dlaboratory, Comsys, Prime Design, Againity, Grundels, dan Gevea.